Turunkan Berat Badan dengan Makan Lebih Banyak? Bisa Lho!
Katanya, kamu belum berhasil menjalankan diet kalau kamu belum benar-benar merasa lapar. Masa sih? Bagi kebanyakan orang, diet adalah aktivitas menyiksa yang membatasi kita dengan makanan-makanan enak dan bikin kita kelaparan. Padahal, ada satu jenis diet yang justru menganjurkan kamu makan lebih banyak untuk menurunkan berat badan. Perkenalkan diet volumetric!
Diet ini pertama kali diperkenalkan oleh Barbara Rolls, Ph.D., seorang profesor sekaligus ketua Ilmu Gizi di Penn State University di Amerika Serikat di tahun 2000-an. Volumetrics Eating plan berhasil menuai pujian dari pakar nutrisi di seluruh dunia karena keefektifannya dalam menurunkan dan mengatur berat badan secara jangka panjang.
Berikut ini hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang Volumentric diet.
Diet ini menganjurkan kamu makan lebih banyak, tapi…
Kamu harus tetap memperhatikan kandungan gizi dan densitas kalori dari makanan yang kamu konsumsi. Sederhananya, kamu tidak hanya memperhatikan total kalori dari makananmu tetapi juga gizi yang terkandung di dalamnya. Semakin tinggi kandungan proteinnya akan semakin baik karena protein berkhasiat membuat tubuhmu merasa kenyang lebih lama.
Hindari kacang dan biji-bijian
Meski pun kamu boleh makan lebih banyak, banyak pakar gizi yang melarang mengonsumsi kacang dan biji-bijian dalam jumlah yang banyak jika ingin mendapatkan hasil terbaik dari Volumetric diet ini. Hal ini disebabkan tingginya jumlah kalori yang terdapat pada kacang dan biji-bijian.
Konsumsi makanan yang kaya serat dan mineral
Untuk hasil diet terbaik, perbanyak konsumsi makanan yang kaya akan serat dan mineral seperti sayur dan buah-buahan. Makanan-makanan sehat membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna sehingga membuat tubuhmu tidak mudah lapar dalam waktu yang lama. Mengonsumsi banyak buah dan sayur ketika Volumetric Eating bisa membantu kamu mendapatkan berat badan idaman!
Ketahui kategori makanan berdasarkan densitas kalori
Kami buat lebih sederhana untuk dimengerti. Pada praktiknya, Volumetrics Eating mengkategorikan makanan menjadi 4 berdasarkan desintas kalorinya:
Kategori 1 (sangat rendah): Buah, sayur, sup kaldu tanpa santan
Kategori 2 (rendah): Biji-bijian utuh, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak
Kategori 3 (sedang): Roti, kue dan biskuit, keju, dan makanan berlemak tinggi
Kategori 4 (tinggi): Makanan yang digoreng atau berlemak, dan manisan
Untuk hasil terbaik, para ahli gizi menganjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan dari kategori pertama. Meski demikian, tidak ada aturan pasti yang perlu kamu lakukan jika ingin menjalankan diet ini. Kamu masih bisa mengonsumsi makan dari kategori 2 dan 3, atau sesekali makan makanan yang terdapat di kategori 4 selama kamu memperhatikan jumlah porsinya
Artinya, kamu masih bisa makan banyak!
Tepat sekali! Misalnya kamu lebih suka makanan yang berada di kategori pertama, kamu bisa makan lebih banyak. Semakin tinggi tingkat kategorinya, semakin sedikit jumlah yang bisa kamu konsumsi. Begitu juga dengan semakin rendah kategorinya, semakin banyak makanan yang bisa kamu makan, dan semakin cepat juga kamu meraih berat badan ideal. Saran kami, kamu bisa mengonsumsi makanan di kategori 4 setiap sekali seminggu agar tidak bosan.
Lantas, apa bedanya Volumetric eating dengan diet lainnya?
Meskipun terdengar sama saja dengan diet yang lain, Volumetric Diet justru menganjurkan kamu untuk makan-makanan sehat lebih banyak agar tubuhmu tidak merasa lapar tapi masih bisa defisit kalori. Hal ini bisa membentuk pola pikir baru yaitu diet tidak harus kok merasa lapar dan haus. Dengan perut yang kenyang, kamu masih bisa menurunkan berat badan. Seru, kan?