Mengenal trend diet Calories In Calories Out (CICO)

Mengenal trend diet Calories In Calories Out (CICO)

 

Ada tren baru dikalangan para pecinta diet: Calories In Calories Out (CICO) atau kalori masuk kalori keluar. Tren diet satu ini sangat booming populer di seluruh dunia dan banyak selebrity dunia yang menerapkan pola makan ini untuk mempertahankan bentuk tubuh indah mereka. Tapi, apa itu CICO, mengapa diet ini begitu populer, dan yang terpenting, apakah diet ini benar-benar efektif? Mari kita cari tahu sama-sama!

 

Apa itu CICO?

Sesuai dengan namanya, Calories In Calories out, menekankan pada keseimbangan kalori masuk dan kalori keluar dalam sehari. Yang membedakan CICO dengan jenis diet lainnya adalah adanya keharusan untuk membakar kalori masuk dengan memanfaatkan sistem metabolisme tubuh, aktivitas fisik, dan dan mikronutrisi yang terkandung dalam makanan yang kamu konsumsi.

 

Terdengar begitu kompleks, ya? Sederhananya, metode diet yang satu ini menitik beratkan pada pembakaran kalori. Untuk mendapatkan hasil terbaik, pastikan kalori yang masuk lebih sedikit ketimbang kalori yang kamu bakar. Dengan begitu, kamu akan lebih cepat menurunkan berat badan.

 

Apa itu mikronutrisi?

Istilah ini mungkin sering kamu dengar di brosur-brosur kesehatan. Mikronutrisi adalah nutrisi yang kamu butuhkan dalam jumlah cukup agar bisa beraktivitas sehari-hari: protein, lemak, dan karbohidrat.

 

Kebanyakan diet mengharuskan kamu untuk terus menghitung nutrisi dan mikronutrisi pada makananmu agar bisa tetap kenyang sambil menurunkan berat badan.  Hal yang sama berlaku juga untuk diet CICO. Bedanya, kamu juga perlu menghitung berapa banyak kalori terbakar agar. Meskipun kamu dianjurkan untuk mengonsumsi lebih sedikit kalori, bukan berarti kamu tidak bisa makan lebih banyak. Buah dan sayur bisa jadi alternatif makan banyak dengan kalori yang tidak terlalu tinggi.

 

Makanan dan rumuh termodinamika

Apa itu? Jadi sederhananya, tubuh mencerna dengan cara yang berbeda tergantung nutrisi apa saja di dalam makanan tersebut. Contohnya, ada beberapa jenis makanan yang mengasilkan panas di dalam tubuh. Dengan panas ini, tubuhmu akan tetap membakar kalori meskipun kamu tidak berolahraga sama sekali. Tren diet CICO memanfaatkan pengetahuan ini dan menyebutnya makanan dan rumus termodinamika.

 

Mari kita ambil karbohidrat kompleks atau karbohidrat sintetik sebagai contoh selanjutnya. Karbohidrat ini umumnya ditemukan dalam makanan yang sudah diproses. Biasanya karbohidrat jenis ini sulit dicerna tubuh, tidak seperti karbohidrat yang tersedia pada buah-buahan atau lemak baik dari kacang-kacangan. Mudahnya, mengonsumsi karbohidrat dari buah (tanpa diolah terlebih dahulu) lebih baik daripada karbohidrat yang ada di dalam roti (karbohidrat olahan).

 

Apakah diet CICO benar-benar efektif?

Ini bagian yang paling penting: seberapa efektif jenis diet yang satu ini?

 

Jawabannya: tergantung. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan diet CICO seperti kebiasaan mengonsumsi karbohidrat olahan, rutinitas olahraga, hingga metabolisme tubuh. Tapi jangan dulu berpikir kalau diet ini rumit dilakukan, ya. Keuntungan dari diet ini bukan hanya menurunkan berat badan, tetapi juga perubahan perilaku dan kebiasaan makan menjadi lebih sehat.

 

Apabila kamu membutuhkan informasi lebih lengkap seputar diet, ada baiknya menghubungi dokter gizi. Tidak semua jenis diet bisa diterapkan pada semua orang.